Monday, March 25, 2013

Catatan Pribadi Mengenai Diet BRATY untuk Penanggulangan Diare


Saya mengenal diet (pola makan) BRATY sekitar dua tahun yang lalu dari seorang teman baik di dunia maya, mak @elonamelo (ya, saya memang memanggil embak cantik ini dengan sebutan 'mak'.. maap ye mak :p). Saat itu kebetulan saya sedang mengalami diary, eh, diare; kemudian mak Elona memberitahu saya untuk memakan Banana (pisang), Rice (beras putih alias nasi), Apple sauce (saus apel; btw saya menggantinya jadi apel saja, bukan saus apel), Toast (roti panggang), Yogurt (susu masam kental) yang merupakan kepanjangan dari BRATY selama diare berlangsung.

Saat itu saya hanya mengonsumsi sebagian dari yang disarankan, tidak BRATY lengkap. Qadarallah, alhamdulillah diare saya sembuh. Setelah agak sehat, saya pun mulai googling mengenai si BRATY ini. Ternyata diet BRATY sudah cukup populer, bahkan Wikipedia pun mengulasnya.

BRATY yang mulanya hanya BRAT ini ternyata punya beberapa macam komposisi lain dalam padanan singkatannya; diantarannya ada BRATT (Banana, Rice, Applesauce, Toast, Tea), ada modifikasi BRATY (Bone broth / kaldu tulang atau Bentonite clay / bentonit tanah liat, Ripe banana / pisang yang sudah matang, Activated charcoal / arang aktif, Tea / teh peppermint/ginger/chamomile, Yogurt), ada CRAM (Cereal, Rice, Applesauce, Milk). Akhir-akhir ini CRAM bahkan diklaim lebih baik daripada BRAT.

Kalo soal yang paling baik yang mana saya tidak bisa menentukan, karena tidak meneliti langsung dan hanya berdasar pengalaman saya. Tetapi dari tulisan Debora Duro dan Christopher Duggan (yang bisa dibaca disini), meskipun diet BRAT memiliki keunggulan dalam hal penanggulangan diare namun tidak dapat mencukupi kalori, protein, dan mikronutrien (zat gizi mikro) dalam kebutuhan konsumsi harian yang dianjurkan.

Oleh karena itu, setelah diare reda segeralah kembali mengonsumsi pola makan sehat yang dianjurkan. Bagi saya pribadi ketika diare akan menghindari memakan sayur-mayur, makanan yang berkuah, makanan pedas, susu dan produk turunannya (keju, roti, mentega, es krim), dan buah. Karena makanan-makanan tersebut telah terbukti "makin melancarkan" BAB

Bahasan mengenai BRAT memang belum menemui finalitas, mungkin masih akan banyak penelitan mengenai BRAT ini. Dan kebanyakan peneliti memfokuskan bahasan akan penerapan BRAT pada anak-anak, bukan orang dewasa. Mungkin karena diare pada orang dewasa lebih mudah ditanggulangi dibandingkan diare yang terjadi pada anak-anak. Dengan penerapan BRAT, mudah saja bagi orang dewasa untuk sembuh dari diare, namun pada anak-anak perlu diperhatikan untuk memberi asupan makanan atau zat gizi yang lain agar diare tidak semakin parah.

Bila ada dokter, ahli medis, ahli gizi yang mau menanggapi tulisan ini, sangat dipersilahkan :)

No comments:

Post a Comment