Saturday, March 23, 2013

Bedah Buku 'Udah Putusin Aja'-nya ust. @felixsiauw di Acara @inspirasiiman

Cinta itu memikirkan yang dicintai bukan hanya kemarin dan kini tapi nanti. Mari kita berbicara tentang masa depan agar hari esok yang dijelang bukan suatu kesengsaraan. Ada hal yang jelas harus dipersiapkan, mana yang boleh dilakukan dan mana yang harus dihindarkan.

 

Bila engkau lelaki, engkau harus tahu arah saat melangkah. Bila engkau perempuan, seharusnya tahu bagaimana bertingkah. Kita bicara masa depan karena ia tidak semudah yang diperkirakan pemuda-pemuda yang lalai. Juga tidak sesulit yang diceritakan perempuan-perempuan yang bercerai.

 

Setiap muslimah tentu saja menginginkan lelaki yang bertanggungjawab, yang menghargai kelebihan kebaikannya, dan yang memaafkan keaalpaan kekurangannya. Muslimah mana yang tidak ingin lelaki berbudi pekerti, baik hati, tinggi iman, dan lurus amal. Muslimah selalu menanti lelaki elok akhlak padan rasa; yang memiliki kelembutan dengan anaknya, dengan istrinya dia mesra. Muslimah mana yang tidak mendambakan lelaki yang bisa mengawalnya jauh dari neraka dan membimbingnya menuju surga Allah?

 

Lelaki mana yang tidak suka dengan wanita yang cerdik cendekia lagi berparas menawan, yang lisannya seanggun geraknya? Lelaki yang baik pasti menyukai wanita lemah lembut lagi santun, pintar membahagiakan suami dengan masakan dan perhatian, tidak tamak harta dan selalu menjaga kehormatan. Lelaki mana yang tidak memimpikan wanita yang mendukungnya dalam kebaikan dan mengeluarkan kebaikannya, dirindukan bila ditinggal, dan menyenangkan bila berjumpa.

 

Sialnya kita hidup di jaman kapitalisme yang mengajarkan lelaki dan wanita masa kini untuk memperhatikan fisik, bukan isi; perhatikan badan, bukan iman. Kapitalisme sukses menjadikan kebahagiaan materialistis sebagai tujuan tertinggi, hingga buat sebagai tujuan yang tertinggi. Maka hedonisme, anak kandung kapitalisme, sukses menjadikan lelaki hanya peduli nikmat sampai batas kulit. Wajar bila kita melihati lelaki dimana-mana jadi miskin tanggungjawab dan fakir komitmen. Bila lelaki yang tidak lulus ujian tanggungjawab dan komitmen, merekalah yang masuk dalam jurusan pacaran.

 

Cinta disempitkan dalam arti pacaran, terbatas pada rayuan palsu dan gandengan tangan. Padahal pendamping yang saleh tiada pernah didapatkan dari proses pacaran, karena kesalehan dan kebatilan jelas bertentangan. Haq dan batil tidak akan pernah bertemu bagaikan fatamorgana yang menjanjikan kemuliaan semu. Bagaimana bisa lelaki yang sudah memahami pacaran itu perbuatan yang dilarang oleh Allah memaksa dengan berbagai alasan agar engkau berbagi dosa dengan dia? Melawan Allah, lalu yang seperti ini bisa jadi panduan setelah menikah? Sebelum halal saja dia sudah berani katakan sayang kepadamu, jangan heran setelah dia menikah dia berani katakan pada wanita-wanita yang lain, toh sama-sama bermaksiat pada Allah! Jika sebelum akad saja ia berani melabuhkan tangannya pada tubuhmu, jangan heran bila setelah menikah ia mampu lakukan itu pada wanita-wanita yang lain, toh sama-sama dosa pada Allah! Yang tiada takut dosa sebelum menikah, tentunya jangan harap ia takut dosa setelah menikah.

 

Paragraf panjang diatas adalah cuplikan buku ‘Udah Putusin Aja’ yang dibacakan oleh penulisnya sendiri, ustadz Felix Siauw, dalam acara ‘Inspirasi Iman’ di TVRI. Semalem setelah dapat link rekamannya langsung nonton video ini, alhamdulillah bagus banget isinya. Silakan mengambil pelajaran di dalamnya, selamat menonton/mendengarkan~ ^^

 

Posted via email from i love my life

No comments:

Post a Comment